Sambut Aku Malam
Aku t'lah lelah
Tapi bukan kalah
Atau pun lengah
Belum juga patah
Kuserahkan diri pada penjara malam
Kembalilah mimpiku bebaskan aku
Bungai tidurku malam ini
Buai aku angin malam
Segarkan nafasku malam ini
Aku rebah
Tapi bukan patah
Atau pun lemah
Belum juga kalah
Sambut diriku penjara malam
Mimpi segarkan tubuhku yang lelah
Hubungkan aku pada daya ilahi
Pencipta semesta alam
Agar semangatku api
Ketika bangkit besok pagi
Perjalanan berat dan panjang
Jika malam jadi gembala
Memimpin semut-semut waktu
sampai ke
Kenangan Senyum Cinta
Bulan senyum padaku malam itu
Menghangatkan hatiku yang beku
pada sepinya kulkas waktu
merayapi hatiku yang kelabu
yang dijejali rindu
Senyummu adalah matahari
bergayut indah di langit hati
meraja sepanjang sepi
Senyummu adalah bahtera
melayari samudera hati
Tetap kokoh dihempas ombak dan badai
menantang bencana
yang tiba-tiba datang mendera
Senyummu adalah bunga
bersemi indah di taman hati
pembawa wangi pada bumi basi
tanda cinta suci sepanjang masa
Senyummu adalah senyum murni
terukir indah pada wajah kekasihku
Ketika kutempelkan kecup di keningmu
hingga senyum itu merekah cerah
memeluk hatiku yang mengembara
yang berkelana mencari cinta
ke ujung dunia
Dan takkan melepaskannya lagi
singgah ke lain hati
01 Mei '07
Bumiku Harapanku
Bumiku adalah tanah harapan
Walau hancur lebur oleh bencana
yang datang membahana
mematahkan tunasmu yang mulai bangun
dan hampir berbuah
ketika bertunas lagi dihempas gempa tak bertepi
melahirkan tsunami
yang menjaring beribu nyawa
dan membiarkannya membusuk di onggokan sampah
Orang-orang yang kami cinta dan mencinta kami
adalah mereka yang masih setia
pada matahari dan masih mencoba
menghirup udara namun sia-sia
Mereka t'lah pergi
meninggalkan duka yang terpahat
kuat di hati
Hampir saja menghayutkan asa
yang setitik sisa
Oh duka yang datang mendera
tanpa kata mula
Janganlah kembali mencabik luka abadi kami
Bumiku adalah tanah harapan
Tempatku berbenah dari hancur
Tempatku mencipta suka dari duka
Tempatku tertawa dari tangis
Tempatku menyemai benih-benih baru
harapan nenek moyang
pencipta negeri merdeka
tuk mencipta negeri makmur
dari padi yang tumbuh subur
mengisi lambung lumbung padi kami
yang kini kau parkirkan Garudamu disana
Bumiku adalah tanah harapan
yang
sepanjang hayat dan zaman
01 Mei '07
Sunyi
Aku senang menari dengan sunyi
tapi suara ribut anak-anak
cemarkan pagi murni
yang baru lahir dari mimpi
membuat tarianku goyah dan muak
Waktu emas
yang bisa kau timbun dengan belajar
kau biarkan lewat
dengan mulut ternganga
mengeluarkan kata yang yang tak kumengerti
Apa aku seorang alien
yang mencoba membedakan apa kata
atau yang mana batu bata?
Eh...
kau malah larut dalam tawa
Ketika kusuruh diam
Apa bahasaku alien?
Atau kau anak alien?
Yang baru diterbangkan
ke bumi sepagi ini
02-08-'07
Nafsu I
Nafsu adalah binatang liar
tak dapat makan anak diterkam
gelap mata lupakan kepala
nafsu yang kuasa kepala tunduk padanya
Kaki, tangan, cakar tergiring pula
Muka mengeras tembok
takut dan malu sirna pada ronanya
tunas sendiri dipetiknya
hati telah mati
Teman seranjang telah melayu
hangatnya membeku di keriput
wanginya disapu angin pagi
senyum dipoles cemberut
Alasan!
Binatang liar adalah nafsu serakah
makan dari piring si lemah
dan tak pernah puas
Binatang liar adalah kelamin di kepala
Bagai senjata terkokang ke segala penjuru
apa pun ditembusnya
Bagai lubang buaya ternganga
apa pun dilahapnya
Nafsu adalah binatang liar
mengendap di malam gelap
dengan mata bulat dan mulut ternganga
liurnya menganak sungai
menunggu di malam beku
hendak menerkam dan mencakar
mangsa yang tak mawas diri
dengan cakar kelaminnya membasah
Hati-hatilah kawan
sebab nafsu milik kita juga
yang tak kuasa jinakkan singa
yang mencakar dada
Nafsu II
Nafsu adalah binatang buas
bosan pada betinanya
anak sendiri ditungganginya
yang tercipta dari potongan tubuh
dan campuran darahnya sendiri
Nafsu adalah paman gagahi keponakan
saat tercium tetangga
mengkambinghitamkan cinta
Ujungnya berbadan dua
lalu keponakan potong malu sang paman
saat lena sehabis menggapai angkasa
alasan paman lepas tanggung jawab
paksa gugurkan daun belum berbentuk
Saat wartawan ingin tahu
sang paman mainkan lidah bersilat
“dia potong kelaminku karna
cintanya kutolak.”
kelamin tak mengenal cinta
mengkambinghitamkan cinta
yang tak pernah menyentuh hatinya
nafsu disunatnya jadi cinta
bisakah?
Hatinya bicara
akulah binatang buas
siapa lengah kuterkam
gampang?
Beberapa hari kemudian
manusia berkepala binatang buas
terikat telanjang
diarak ke sekeliling
menyeringai dalam tawa
tak takut tak bermalu
Nafsu III
Nafsu atau kepala yang berkusa?
nafsu bakar kepala
menjadikannya tawanan
terpenjara pada birahi
Ketika sepi penuh angan
mimpi mencumbu putri Firaun
yang menari gairah
diiringi dendang rebana
yang memabukkan jiwa
siapa saja memandangnya
Sadar hanya sepi mencumbunya
dan mulailah kepala
tunduk pada nafsu
segalanya sirna
apa saja yang terhidang depan mata
dilahapnya
Tuhan yang berbisik pada hati
diacuhkan dan terlupakan
Nafsu t'lah meraja di kepala
meriam yang siap meledak menjadi
saat pemicu t'lah dibakar
beberapa saat
istananya sebelum masanya
yang lainnya yang mujur
melewati pintu istana
dan sisanya tak pernah mengenal ayahnya
yang binatang pengecut
tukang kawin dan suka lepas tanggung jawab
menyerah pada nafsu yang berkuasa
liar tak terkendalikan