Potret Indonesia Hari Kamis, 19 Juni 2008
Tiada yang menjadi fokus pemberitaan hari ini tetapi masih didominasi oleh suap-suapan terhadap para jaksa. Pemeriksaan terhadap kasus tersebut sudah dimulai. Media elektronik dan cetak terus memburu berita bagaimana kelanjutan dari kasus tersebut. Orang-orang yang bertanggungjawab menangani kasus tersebut dikejar untuk mendapatkan kepastian. Ms. Raharjo (kalau tidak salah) adalah orang yang paling banyak dimintai keterangan mengenai kasus itu karena mungkin dialah yang melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut.
Keterangan mengenai adanya rencana penyelamatan penyuap Artalyta S. juga berusaha diungkap kebenarannya. Benarkah para jaksa ingin menyelamatkan si penyuap ini? Sebab ketika terdakwa Urip ditangkap selaku penerima suap tetapi penyuap tidak ditangkap. Pasti semua orang curinga akan hal tersebut dan bisa saja orang beranggapan tindakan itu dilakukan untuk menyelamatkan si penyuap. Setelah dimintai keterangan kepada jaksa yang akan melakukan penangkapan terhadap si penyuap tetapi telah terlambat sebab KPK telah kembali meringkusnya mengatakan bahwa mereka tidak ada maksud untuk menyelamatkan Artalyta. Katanya mereka hanya ingin memperjuangkan keadilan. Penyuap dan tersuap harus ditangkap sebab dua-duanya bersalah. Tetapi perlu dipertanyakan juga mengapa saat KPK menangkap jaksa Urip, mereka tidak langsung menangkap juga penyuap? Setelah kutelusuri apa yang mereka ungkapkan adalah bahwa saat penangkapan Urip, mereka sudah berada di depan rumah penyuap. Mereka beralasan tidak bisa menangkap penyuap saat itu karena pagar rumah tersangka sangat tinggi. Maka mereka pulang dan baru beberapa hari kemudian mereka meringkusnya di rumah dengan pagar tingginya masih sama? Nah disinilah letak permasalahannya. Kok sekarang pagar yang tinggi masih sama tidak menjadi masalah tetapi sebelumnya beralasan karena pagar yang tinggi?
Ada sebagian berita yang menampakkan ekor, kepala, dan sedikit bagian tubuhnya yang lain. Tuntutan terhadap penyelesaian kasus monas mulai terungkap lagi. Demo menuntut kenaikan BBM mulai dilakukan oleh mahasiswa dan tuntutan kali ini mereka menyuruh SBY dan JK turun dari jabatannya jika tidak memenuhi tuntutan tersebut. Dalam kesempatan tersebut mereka juga menuntut rekan-rekan mereka yang ditahan polisi agar dibubarkan.
Demikian juga kasus Munir sepertinya bangun kembali. Katanya ada tersangka baru sehingga penyelidikan kali ini kata mereka akan memasuki babak baru.
Penyelidikan terhadap Geng Nero terus diusut dan dilanjutkan. Coba bayangkan cewek-cewek cantik melakukan kekerasan. Saya merasa agak heran, apakah ini bentuk perlawanan kaum perempuan yang mungkin selama ini terpinggirkan? Atau mereka ingin menunjukkan bahwa mereka juga mempunyai kekuatan? Tetapi dengan cara-cara yang salah barangkali.
Penemuan blue energy juga diberitakan. Ada yang bernama Joko yang mempraktekkan temuaannya tersebut. Menurut dia air tersebut masih dicampur dengan bensin atau solar. Perbandingannya 70 persen air dan 30 persen bensin atau solar. Ketika ditanya lebih jauh bagaimana proses kerjanya, dia diam dan mengatakan itu menjadi rahasia. Ketika ketidak temuan blue energy yang belum jelas ini di Indonesia disiarkan, Jepang sudah bisa menciptakan mobil berbahan bakar air. Mereka akan melakukan produksi massal terhadap mobil tersebut. Jadi saya kira tidak perlu lagi mencari tahu bagaimana membuat bahan bakar dari air oleh kita sendiri lebih baik pergilah ke Jepang dan belajar dari mereka. Intinya bahwa pembuatan bahan bakar dari air adalah mungkin 100 persen tidak seperti apa yang dikatakan oleh peneliti-peneliti Indonesia sebelumnya di surat kabar. Apa yang tidak mungkin di dunia ini kalau kita tetap berusaha menggapainya?
Jika saya melihat mengenai blue energy, Jepang sebelumnya tidak pernah mengatakan bahwa mereka sedang melakukan penelitian terhadap masalah itu. dan seingat saya tidak pernah mereka memberitahukan jika hal itu mungkin. Tetapi melihat hasilnya di lapangan bahwa mereka telah berhasil dapat disimpulkan bahwa mereka terus melakukan penelitian. Mereka tidak banyak bicara tetap banyak bekerja dan meneliti. Di Indonesia dari dulu mengenai blue energy sudah banyak dibicarakan tetapi pembuktiannya tetap masih menjadi misteri. Ada apa? Bicara banyak seperti orang hebat tetapi kenyataanya menunjukkan keadaan kebodohan sebenarnya.
Bagaimana pendapat Anda?