Hari Minggu itu sebelum pulang ke
Aku jatuh terduduk dan untuk sementara aku kesulitan bernafas tetapi mungkin karna agak malu pada lawan mainku aku langsung berdiri kembali dan menahan rasa sakit dan melanjutkan permainan. Dan saat itu memang aku ngotot mau memenangkan pertandingan dengan salah seorang kawan yang kemampuannya masih di atasku. Bayangkan selama dua bulan lebih kami main bulu tangkis aku tidak pernah menang.
Malam setelah pertandingan dimana aku jatuh terduduk itu barulah aku merasakan sakit, pinggangku sakit dan badanku semua sakit dan pegal. Tapi aku tidak memperdulikannya, malah aku tidak terima kalau aku kalah hari itu sebab aku waktu itu sudah tinggal 2 poin lagi supaya bisa menang dan ternyata dia masih bisa menyusulku dan kemudian mengalahkanku.
Jadi itulah sakit yang kualami dan ketika hendak kembali ke
Pada saat ibu tersebut memijet maka aku pancing dia supaya ada bahan pembicaraan dan aku katakan bahwa aku tertarik menjadi tukang pijet karna ayahku sering minta dipijet. Dan kemudian apakah dibutuhkan pelatihan untuk menjadi tukang pijet. Jawabannya tidak. Kemudian aku tanya darimana dia tahu bagaimana caranya memijet dan jawabnya dari mimpi, sungguh aneh dan kemudian tanpa ditanya lagi dia pun berkisah bagaimana dia bisa menjadi tukang pijet.
Awalnya anak bungsu yang disayanginya sakit demam tinggi dan ketika ditanya mengapa anaknya sakit tetapi anaknya diam saja. Ketika akan di bawa ke puskesmas (di kampung) ibu tersebut tidak ada uang, dulu biaya pengobatan katanya mahal. Jadi si ibu ini tidak tahu harus pinjam kemana sedangkan kondisi anaknya makin kritis. Dia berdoa memohon pertolongan dari Tuhan supaya diberikan jalan. Dan dia menangis di kamar dan kemudian tertidur.
Saat tertidur, dia pun bermimpi didatangi seorang nenek berbaju putih dan menanyakan mengapa dia bersedih dan dia katakan kalau anaknya sedang sakit dan dia tidak punya uang untuk pengobatan. Lalu si nenek ini berkata,”tenanglah, semua pasti akan beres” dan si Nenek ini mengatakan kalau anaknya sakit karna jatuh dari pohon mangga yang lumayan tinggi. Tetapi anak itu takut memberitahukannya karna takut dimarahi. Jadi si nenek ini mengajari si ibu tersebut bagaimana cara menyembuhkan anaknya yakni dengan memijet. Jadi si ibu ini diajari cara memijet (bagian mana yang harus dipijet supaya anaknya sembuh) dan dia juga diajari (praktek) seperti apa urat tubuh manusia yang terkilir, tahu membedakan mana yang sakit dan mana yang tidak artinya dia jadi menguasai urat-urat tubuh manusia. Katanya si nenek ini juga langsung membuat dirinya jadi bahan praktek si ibu tersebut sampai mahir. Nah ketika dia terbangun, dia terkejut dengan mimpinya yang aneh dan ia ingin mengetahui kebenarannya.
Ketika dia tanya apakah anaknya itu sakit karna jatuh dari pohon mangga dan anaknya tersebut mengiayakan, “kok tahu mama” jawan anaknya heran. “Maaf ya ma kemarin aku takut dimarahi mama makanya tidak aku beritahu. “Ya udah tenanglah, biar mama obati.”
Si ibu mempraktekkan apa yang dijari si nenek berpakaian putih itu, dan dia memijet anaknya. Dan tidak berapa lama anaknya sembuh. Anaknya sangat berterima kasih pada ibunya. Dan sejak itu si ibu itu menjadi tukang pijet dan aku percaya akan hal itu ketika dia menunjukkan bagian mana pinggulku yang sakit dan mana urat di kakiku yang berhubungan dengan sakit tersebut.
Perbedaan antara tukang pijet yang sebenarnya dengan yang tidak katanya kalau tukang pijet yang sebenarnya tidak menentukan tarif biaya pijet tetapi tergantung kemurahan hati yang dipijet sedangkan yang tidak, menentukan tarif tertentu. Aku jadi berhayal menjadi tukang pijet melalui mimpi setelah mendengar kisah bagaimana si ibu tersebut jadi tukang pijet. Dan sampai sekarang pinggulku tidak sakit lagi.
Sondang Malau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar