Selasa, Mei 27, 2008

Tanah Subur tapi Rakyat Lapar

Ada syair lagu mengatakan bahwa tanah kita tanah surga apa saja yang dilempar ke tanah akan tumbuh. Tanah Indonesia memang subur karna berada di garis katulistiwa yang beriklim sejuk hampir sepanjang tahun mendapat guyuran hujan yang sangat penting dalam menumbuhkan tanaman.
Tetapi apa daya ternyata tanah kita tidak mampu mencukupi kebutuhan pangan bangsa Indonesia sehingga perlu mendatangkan beras dari luar negeri. Sungguh menyedihkan tanah yang subur tidak bisa mencukupi kebutuhan pangan kita. Apa yang salah di negara kita apakah sudah menjadi nasib diri yang tidak tereklakkan lagi.
Dengan terpaksa sebagian besar rakyat kita yang masih miskin mengkonsumsi nasi aking yang berasal dari beras yang kualitasnya terendah dan malah sebagian lagi tidak bisa makan akhirnya mati kelaparan. Tanah yang subur hanya bisa melahirkan tubuh-tubuh yang tak berdaya dan kemudian mati kelaparan.
Tentu ada yang salah mengapa di tanah yang subur bisa kelaparan? Jika semuanya berjalan dengan baik tentu bukan kelaparan yang dihasilkan tetapi serba kecukupan dan manusia-manusia yang sehat dan bisa menjadi negara yang swasembada pangan.
Kebijakan pemerintah dalam memajukan pertanian perlu kita pertanyakan. Dengan kondisi rakyat yang kelaparan dapat kita simpulkan bahwa perintah Indonesia tidak mau membangun pertanian. Pemerintah tidak peka terhadap keadaan geografis Indonesia yang cocok dalam bidang pertanian sehingga perhatiannya beralih pada sektor lain yang tidak begitu penting seperti perindustrian dan pertambangan atau malah terlalu jauh ingin menguasai teknologi.
Pemerintah tidak mampu melihat apa yang bisa dikembangkan yang didukung oleh faktor keadaan geografis yaitu pertanian. Pemerintah tidak memulai dari hal-hal yang sederhana tetapi ingin berlari jauh sehingga seolah-olah kelihatannya hebat dengan menguasai berbagai teknologi tetapi pada akhirnya akan terbentur pada kenyataan yaitu pangan tidak mendukung yang menjadikan rakyat lapar dan lapar. Adakah kondisi lain yang lebih menyedihkan dari mati kelaparan di tanah yang subur?
Perjalanan sejarah bangsa kita pernah mengalami swasembada beras atau pangan tetapi tahun-tahun belakangan ini menjadi negara yang defisit beras atau pangan. Kita juga pernah menguasai teknologi pembuatan pesawat terbang yang kabarnya dijual ke negara lain untuk membeli beras. Dan sekarang pembuatan pesawat terhenti karna terbentur pada masalah keuangan dan kini kembali pada usaha bagaimana mengatasi supaya rakyat tidak mati kelaparan. Jika dari dulu pemerintah mempunyai pandangan yang jauh ke depan mengenai pentingnya pertanian dalam menopang pangan tentu masalah ini tidak akan terjadi. Seharusnya pemerintah sejak dulu tidak malu dalam mengembangkan pertanian karna disanalah kekuatan bangsa sesungguhnya. Bukannya seolah-olah menjadi negara maju yang mampu menguasai teknologi tetapi pada akhirnya kelaparan.
Naiknya harga BBM menjadi pemicu lain kelaparan rakyat. BBM naik yang mendorong semua harga-harga naik. Harga pupuk juga mengalami kenaikan secara drastis. Petani mengeluh karna tidak mampu membeli pupuk. Hal ini membuat mereka takut bercocok tanam sebab pupuk sangat dibutuhkan demi keberhasilan panen. Kalau mereka memutuskan untuk menanam juga maka biasanya akan mengalami kerugian sebab harga hasil tanaman juga cenderung rendah. Jika pada umumnya petani takut menanam maka akan terjadilah kekurangan pangan sehingga untuk memenuhi kebutuhan sendiri saja mereka tidak mampu lagi. Makan nasi aking pun tidak masalah daripada mati kelaparan.
Disamping harga pupuk yang naik, cuaca yang tidak berkompromi juga menjadi salah satu penyebab kekurangan pangan. Sebagian besar petani mengandalkan turunnya hujan maka kalau hujan tidak turun petani tidak menanam dan kalau kemarau berkepanjangan tanaman-tanaman yang sudah ditanam juga akan mati. Musim yang tidak menentu seperti sekarang ini adalah salah satu imbas dari pemanasan global. Secara tidak langsung adalah penyebab dari keserakahan manusia juga dalam perusakan hutan karna kepentingan segelintir orang.
Musim tanam juga tidak menentu lagi karna perubahan iklim sehingga yang dulunya bisa panen dua kali setahun, sekarang panen sekali saja dalam setahun sering mengalami kegagalan. Petani akan semakin terperosok dalam penderitaan yang berkepanjangan. Sudah jatuh tertimpa tangga pula, sudah pupuk mahal cuaca juga tidak mendukung. Petani yang miskin akan semakin miskin lagi.
Lokasi pertanian yang biasanya di pedesaan juga jarang tersentuh pembangunan. Semua fasilitas umum tertinggal seperti sekolah-sekolah yang hampir rubuh, jalan-jalan yang masih berlobang-lobang dan hancur tidak terawat. Sarana transportasi yang tertinggal ini akan mengganggu pengiriman hasil panen ke kota. Tidak jarang hasil panen rusak dalam perjalanan. Petani akan susah menjual hasil ladangnya dan pada akhirnya akan merugi juga. Maka lengkaplah penderitaan para petani, sumber pangan negara akan terganggu atau malah akan mati.
Sebelum semuanya terlambat, kita harus berbenah memperbaiki pertanian kita supaya ketahanan bangsa tidak runtuh akibat kekurangan pangan.
Pemerintah harus punya kebijakan untuk memajukan pertanian untuk menyelamatkan persediaan pangan. Pemerintah harus mulai menyadari bahwa tanah air kita adalah tanah yang subur dan cocok dalam bidang pertanian serta sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di pedesaan dan bekerja sebagai petani. Petani tidak boleh dipandang sebelah mata, mereka adalah salah satu pejuang bangsa yang berusaha memenuhi kebutuhan hidup mereka dan secara langsung memenuhi kebutuhan penduduk-penduduk yang tinggal di kota.
Pemerintah hendaknya menggalakkan pertanian dengan berbagai cara, contohnya dengan mengadakan berbagai penyuluhan tentang bagaimana bercocoktanam yang baik. Pemerintah menunjuk orang-orang yang berpendidikan dan berpengalaman dalam bercocok tanam sebagai tenaga penyuluh. Bisa juga menggalakkan kembali Koperasi Unit Desa sebagai sumber modal pertani dalam bercocok tanam atau memberikan pinjaman uang dengan bunga rendah melalui bank pemerintah seperti BRI.
Harga pupuk hendaknya bisa diturunkan dengan memberikan subsidi sehingga harga pupuk bisa terjangkau petani. Subsidi memang telah dijalankan tetapi masih kurang dalam pengawasan sehingga pupuk-pupuk yang bersubsidi tidak sampai pada petani yang sangat membutuhkan karna diselewengkan oleh pihak-puhak yang tidak bertanggungjawab. Pupuk yang bersubsidi juga adalah pupuk-pupuk yang berkualitas rendah atau pupuk yang gunanya kurang dibutuhkan petani sedangkan pupuk-pupuk yang berkualitas baik harganya masih tetap tinggi dan tidak terjangkau.
Pabrik pupuk seperti PUSRI berada di Indonesia tetapi mengapa harga pupuk tetap melonjak naik. Penyebabnya mungkin bahan baku pembuatan pupuk harus didatangkan dari luar negeri sehingga ongkos pembuatannya menjadi tinggi, mau tidak mau harga pupuk memang harus dinaikkan supaya pabrik tersebut tidak rugi. Tetapi apakah tidak ada solusi lain supaya harga pupuk bisa turun? Seperti misalnya dengan mencari pengganti bahan baku pembuatan pupuk yang diimpor dengan bahan baku yang ada di Indonesia. Harga pupuk harus diturunkan sehingga petani bisa membeli dan mulai bercocoktanam untuk menyelamatkan persediaan pangan kita.
Pemerintah juga diharapkan bisa mengendalikan harga jual di pasar sehingga petani tidak merugi karna harga jual yang sering terlalu rendah. Ini tentu saja membutuhkan pemantauan ke lapangan oleh tim yang dibuat oleh pemerintah. Penetapan harga ini memang sulit sebab harga jual suatu barang tergantung permintaan barang dipasar dan jumlah barang yang beredar. Jika permintaan akan suatu barang tinggi sedangkan jumlah barang yang ada di pasar sedikit maka harga akan cenderung naik tetapi kalau permintaan barang sedikit tetapi jumlah barang banyak maka harga akan turun. Maka pemerintah harus bisa mencari akal bagaimana supaya harga jual hasil pertanian bisa tinggi sehingga mendorong petani terus bercocoktanam.
Pembangunan hendaknya menyentuh wajah pedesaan. Fasilitas-fasilitas umum dibangun, diperbaiki dan dirawat. Sehingga hasil panen petani bisa lancar sampai di kota pada saat yang tepat. Peran pemerintah disini amat dibutuhkan untuk membuat anggaran dana untuk pembangunan desa dan dipastikan apakah pembangunan yang telah direncanakan tersebut telah terlaksana dengan baik. Tidak cukup hanya dengan memberikan dan menyediakan dana tetapi tidak mengawasi jalannya pembangunan sebab seringkali dana yang ditujukan untuk pembangunan desa dikorupsi oleh pihak-pihak tertentu yang mau mengambil kesempatan dalam kesempitan. Tindak dengan tegas para pengacau seperti ini yang bisa membuat bangsa berkubang dalam kemelaraan.
Semua itu kembali kepada petani sendiri sebagai subyek, apakah ia punya semangat kerja tinggi dan pantang menyerah? Biasanya petani-petani yang punya kemauan, keyakinan serta mau bekerja keras akan berhasil melewati masa-masa sulit dan pada akhirnya akan berhasil. Dibutuhkan semangat kerja yang tinggi dan tidak gampang menyerah pada situasi sulit. Setiap permasalahan pasti mempunyai titik terang dan petani-petani yang tangguh tidak mau tinggal diam menunggu keadaan semakin membaik tetapi langsung terjun ke lahan pertanian dan mulai bekerja sesuai dengan rencana-rencana matang yang sudah dibuat sebelumnya. Pada akhrinya petani-petani yang tangguh akan menyelamatkan persediaan pangan bangsa sehingga mereka patut disebut pahlawan. Petani-petani Indonesia bangkit dan bekerjalah.

Deliserdang, 24 Mei 2008

Tidak ada komentar: