Rabu, Juni 04, 2008

Berhenti Merokok Menjamin Masa Depan lebih Baik

Dimana-mana orang merokok tidak peduli apakah mereka sedang berada di kawasan umum. Ketika keinginan merokok datang tinggal mengambil dari kantong atau langsung membeli di kios-kios terdekat dan menyalakannya dan menghisapnya. Setelah menarik asap rokok seolah-olah jalan pikirannya terbuka kembali atau mereka merasa lebih hidup. Bagai hidup lebih hidup, salah satu iklan rokok.
Orang bepergian selalu ditemani oleh rokok hingga petualang memasuki hutan atau berhasil mencapai puncak gunung tertinggi rokok selalu setia di kantong. Mereka yang sudah ketergantungan merasa ada sesuatu yang kurang kalau waktu berlalu tanpa sebatang rokok terselip di bibir. Maka orang-orang seperti ini biasanya akan uring-uringan dan bertindak menyebalkan jika mereka tidak merokok.
Rokok seakan punya magnet luar biasa sehingga orang-orang rela merokok hingga ke liang kubur. Jangankan anak muda, kakek-kakek juga masih banyak yang tetap merokok dan kita membiarkan saja sebab kita berpendapat bahwa itulah satu-satunya hiburan mereka menjelang akhir hayat. Kita tidak mau membiarkan kakek-kakek itu mati karena suntuk tidak ada kegiatan dan mereka biasanya cenderung menjadi pemurung dan uring-uringan kalau sudah biasa merokok tetapi dipaksa berhenti merokok.
Semua orang tahu bahwa merokok itu tidak baik bagi kesehatan tetapi jumlah perokok tidak pernah menurun malah cenderung mengalami kenaikan. Peringatan ditulis dengan jelas dibungkus rokok tetapi tidak mempunyai pengaruh apa-apa seolah-olah tulisan itu hanyalah suatu hiasan bungkus rokok. Tentu perusahaan dan pabrik rokok akan mendapat penghasilan yang luar biasa tidak kenal situasi sedang krisis atau sedang makmur. Dalam keadaan menderita dan kelaparan sekalipun orang-orang masih berusaha untuk merokok atau terkadang merelakan sarapan pagi tidak usah dinikmati demi rokok.
Ada beberapa alasan mengapa orang-orang merokok. Memperluas pergaulan adalah alasan yang paling sering digunakan ketika seorang perokok ditanya mengapa merokok. Mereka berpendapat bahwa dengan merokok mereka akan diterima dalam suatu kelompok pergaulan. Jadi mereka berpendapat bahwa merokok identik dengan anak gaul jadi yang tidak merokok berarti bagi mereka tidak gaul atau tidak mau bergaul. Dan masyarakat juga membenarkan pandangan ini seperti terbukti dalam acara-acara adat dimana rokok selalu setia mendampingi. Kalau yang mengikuti acara adat tersebut belum merokok maka seolah-olah mereka tidak menerima atau menyetujui jalannya acara-acara adat tersebut maka tidak mengherankan bahwa dalam acara-acara seperti itu berbungkus-bungkus rokok ada ditengah-tengah mereka dengan piring-piring berubah menjadi asbak raksasa.
Para perokok berpendapat bahwa merokok memberikan efek kenikmatan sehingga seolah-olah bisa meringankan masalah yang dihadapi. Maka kalau orang-orang sedang dirundung suatu masalah merokok sering menjadi pilihan utama dalam pelarian bahkan yang tidak pernah merokok sekali pun bisa terpancing dengan pendapat ini sehingga ada orang-orang tertentu yang selama ini tidak pernah merokok tiba-tiba merokok dihadapan kita dan wajah mereka kelihatan lesu menunjukkan sedang dilanda masalah. Masyarakat juga membenarkan kebiasaan ini maka tidak jarang kita dengar ajakan seperti ini, “merokoklah dulu agar lebih santai dan lebih enak perasaanmu.”
Anak-anak sekolah merokok karena ingin mencoba bagaimana rasanya merokok. Mereka ingin merasakan kenikmatan merokok yang sering mereka dengar di lingkungan mereka. Ini bisa diakibatkan oleh betapa seringnya mereka menyaksikan orang-orang disekeliling mereka seolah-olah merokok dengan nikmat. Di dalam keluarga mereka juga mereka sering menyaksikan bagaimana ayah atau pun ibunya merokok sambil bekerja atau setelah makan. Setelah mencoba mereka menjadi tahu bagaimana rasanya dan kemudian kecanduan sehingga tidak bisa meninggalkan kebiasaan merokok. Pendapat lainnya yang memancing mereka merokok adalah merokok menunjukkan kedewasaan. Orang-orang yang merokok dianggap orang-orang yang dewasa dan menjadi tanda keberhasilan seseorang. Misalnya semakin kaya seseorang maka rokoknya juga semakin mahal dan di dalam masyarakat dianggap menjadi orang sukses dan panutan masyarakat.
Kebiasaan merokok sangat merugikan kesehatan seperti tulisan yang biasanya tertera pada bungkus rokok. Tindakan ini terutama merugikan kesehatan si perokok sendiri. Rokok dibuat dari campuran tembakau dan setelah dibakar akan menghasilkan asap yang langsung menyentuh paru-paru perokok. Paru-paru memerlukan udara bersih bukan asap rokok yang hampir sama dengan asap mobil atau pabrik. Ketika asap mobil atau asap hasil pembakaran mendekati kita biasanya kita menutup hidung dengan harapan asap tersebut tidak memasuki paru-paru dan merusaknya. Tetapi kemudian kita secara sadar menghirup asap rokok yang bisa membuat paru-paru kita sakit sebab asap rokok yang mengandung nikotin akan lengket di dalam rongga paru-paru. Coba bayangkan jika sudah bertahun-tahun asap rokok sudah mampir disana maka lapisan nikotin akan semakin tebal disana dan ini pasti mengganggu pernapasan kita. Dengan bernafas kita mengambil oksigen (O2) dari udara dan mengeluarkan CO2 atau karbondioksida ke udara. Kekurangan oksigen bisa membawa kematian itulah sebabnya para astronot atau penyelam membawa tabung oksigen. Tetapi perokok tidak menghirup oksigen saja tetapi sudah bercampur dengan asap rokok berupa karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan sewaktu bernapas.
Berbagai penyakit akan muncul diakibatkan oleh asap rokok terutama berhubungan dengan sakit paru-paru dan jantung. Maka tidak jarang kita lihat perokok berat tiba-tiba mati mendadak terkena serangan jantung. Ketahanan tubuh perokok juga akan berkurang yang menyebabkan munculnya berbagai penyakit lainnya yang seolah tidak ada hubungannya dengan tindakan merokok seperti penyakit ginjal dan sakit kepala yang terus menerus. Dan tentu saja pada akhirnya bisa menyebabkan penyakit komplikasi atau berbagai macam penyakit menghampiri tubuh perokok yang rapuh.
Orang-orang yang tidak merokok juga akan mengalami gangguan kesehatan. Sebuah penelitian menyatakan bahwa asap rokok lebih berbahaya bagi orang-orang yang tidak merokok tetapi mereka secara tidak sadar menghirup asap. Orang-orang seperti ini dinamakan perokok pasif artinya mereka tidak merokok tetapi mau tidak mau, secara sadar atau tidak menghisap rokok. Jadi merokok tidak hanya merugikan kesehatan diri sendiri tetapi juga merugikan orang lain yang berdekatan dengan perokok. Semakin banyak perokok semakin menurunlah kesehatan suatu masyarakat.
Merokok juga berdampak buruk bagi keadaan keuangan apalagi perokok tersebut masih kelas menengah kebawah. Untuk memenuhi kebutuhan pokok saja sudah sulit kini ditambah lagi pengeluaran untuk merokok. Walau kelihatannya sepele terhadap pengeluaran untuk membeli rokok tetapi kenyataannya pengeluaran ini sungguh besar. Coba kita menghitung berapa jumlah uang yang dihabiskan setiap harinya oleh seorang perokok berat. Kita misalkan dia menghabiskan dua bungkus rokok sehari masing-masing minimal seharga Rp. 7000 sehingga dalam sehari untuk keperluan merokok habis Rp. 14.000. Jumlah ini hampir seimbang dengan kebutuhan makan kita mulai dari sarapan, makan siang dan makan malam. Coba kalikan Rp. 14.000 dengan 30 hari maka jumlah yang luar biasa akan kita dapatkan yakni Rp. 126.000. Bukankah jumlah tersebut lumayan besar dalam masa krisis seperti sekarang ini.
Uang rokok tersebut seharusnya menjadi tabungan yang bisa digunakan pada masa-masa sulit karena kenaikan harga-harga terkena imbas kenaikan BBM. Perokok akan menjerit ketika harga-harga menjadi naik tetapi tidak bagi yang tidak merokok karena masih bisa menabung ratusan ribu dalam sebulan. Jadi merokok itu membuang-buang uang yang seharusnya bisa ditabung untuk masa depan. Perokok semakin miskin dan penyakitan sementara pemilik perusahaan rokok kaya dan sehat. Kelihatannya memang tidak terasa dampak pada keuangan tapi kenyataannya sungguh di luar dugaan yakni sangat merugikan.
Mau tidak mau jika ingin sehat dan berumur panjang serta masa depan yang terjamin kita harus berhenti merokok sekarang juga. Kita harus mempunyai pengetahuan tentang bahaya merokok dan memiliki kesadaran untuk menghentikannya. Banyak orang tahu bahwa merokok itu sangat merugikan kesehatan tetapi mereka tetap tidak mau berhenti merokok. Mereka tahu tetapi tidak sadar atau malah tidak percaya akan peringatan bahaya rokok tersebut. Biasanya kesadaran mereka datangnya terlambat setelah jatuh sakit dan terpaksa berhenti jika masih ingin hidup. Selama masih sehat rokok tidak pernah lepas dari hidup mereka. Betapa baiknya kesadaran itu datang sekarang ketika masih muda atau ketika masih ada waktu sehingga kehidupan kita akan lebih baik. Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat dan tubuh yang sehat harus bebas dari rokok.
Berhenti merokok seperti telah disinggung diatas mempunyai manfaat terhadap keuangan. Berapa banyak uang yang kita habiskan untuk memenuhi kegiatan yang sia-sia tersebut. Masakan kita membelanjakan uang kita untuk menghancurkan hidup kita. Uang kita akan sirna secepat asap rokok lenyap bersama angin. Mulailah berhenti sekarang dan gunakan uang tersebut pada hal-hal yang berguna atau kalau tidak ada kebutuhan lain yang lebih mendesak maka uang tersebut sebaiknya ditabung untuk menghadapi masa-masa sulit. Mulailah sekarang berhenti merokok sebelum rokok menghentikan hidup kita dengan tiba-tiba.

Deliserdang. 25 Mei 2008

Tidak ada komentar: