Kamis, Juni 05, 2008

Potret Indonesia Hari Kamis 05 Juni 2008

Berita yang paling hangat hari ini adalah mengenai penangkapan polisi terhadap pelaku anarkis yang berasal dari organisasi FPI. Polisi terus memburu orang-orang FPI yang terlibat dalam aksi di monas monas itu. ketua organisasi juga ditangkap tetapi masih dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Mungkin dakwaan yang diberikan padanya adalah memberikan perlindungan atau menyembunyikan pelaku tindak kejahatan dan bisa dihukum selama 9 bulan. Katanya kalau hanya selama 9 bulan hukuman maka dia bisa dibebaskan dan aku kurang mengerti bagaimana peraturan hukum seperti ini jadi saya bisa menyimpulkan kalau lebih dari 9 bulan berarti bisa di tahan sedangkan dibawah 9 bulan masih bisa dibebaskan berkeliaran atau dijadikan tahanan rumah?
Sementara itu ketua laskas Islam yang ikut dalam aksi di Monas sampai hari ini belum menyerahakan diri dan polisi sudah mulai memburunya. Dari persembunyiannya ia sempat mengirimkan email dengan tuntutan bahwa ia akan menyerahkan diri jika aliran Ahmadiah dibubarkan. Tetapi kayaknya polisi tidak mau memusingkan diri dengan pernyataan itu mereka terus mencari pelaku kriminal tersebut.
Kelompok FPI di wilayah lainnya mulai merasa takut diteror oleh pendukung Gusdur yang akan melakukan sweeping terhadap mereka. Jadi beberapa dari pemimpin FPI itu resmi membubarkan diri, mungkin mereka takut mendapat dampak dari tindakan mereka di Monas. Dan mereka sendiri ada yang sudah tidak sepaham lagi dengan FPI yang mengatakan masih menggunakan cara-cara kekerasan. Mereka bertindak seperti polisi masyarakat mengatasnamakan agama. Seharusnya kan agama itu membawa perdamaian bagi penganutnya bukan malah mengutamakan tindakan kasar dalam bentuk kekerasan.
Para pemimpin dan simpatisan FPI sekarang menjadi geger. Menurut simpulanku bahwa segala bentuk ketidakbaikan pada akhirnya akan jatuh juga dengan perbuatan sendiri yang tidak terpuji. Segala kelakuan yang buruk akan berakhir dengan buruk sehingga ini bisa kita jadikan pelajaran bagaimana supaya sebuah organisasi bisa berjalan dengan mulus. Banyak pihak mendukung pembubaran FPI, ini sangat jelas bahwa tidak ada orang yang menyukai kekerasan. Penjahat sendiri juga berusaha menghindari kekerasan sebab membawa kerugian dan penderitaan bagi orang lain tetapi penjahat dalam arti yang sebenarnya terpaksa melakukannya mungkin untuk memenuhi kebutuhan hidup atau akibat betapa susahnya menjalani hidup dengan benar dan mendapat penghasilan darinya.
Kita jangan membersihkan kejahatan semata-mata supaya dunia internasional melihat bahwa kita bisa melakukan tindakan tersebut bukan supaya kita terlihat hebat dengan menumpas tindakan kekerasan. Intinya bukan itu tetapi memang segala bentuk kejahatan dan kekerahan harus dibumi hanguskan dari Indonesia. Sudah banyak rakyat yang menjerit akibat kenaikan BBM eh malah ada lagi yang mengacaukan keadaan dengan melakukan tindakan kekerasan. Ini menjadi bentuk ujian bagi negara apakah negara kita masih kuat mengatasi permasalahan seperti ini? Apakah polisi kita masih bisa bertindak para pelaku kejahatan? Jika semuanya bisa diselesaikan dengan baik maka bisa dikatakan bahwa negara kita masih kuat melawan segala bentuk kejahatan. Kejahatan ini masih berasal dari diri sendiri bagaimana bisa melakukan penegakan hukum terhadap orang lain kalau diri sendiri saja tidak bisa dibenahi atau tidak bisa menerpakan hukum tersebut.
Kita bersama harus menegaskan bahwa tidak ada toleransi bagi para pelaku kejahatan dan menumpas semua bentuk-bentuk kejahatan dan kekerasan di masyarakat. Para polisi seharusnya bekerja jangan hanya ditekan oleh atasannya tetapi disuruh atau tidak mereka haru mengerjakannya tugas mereka dengan baik sebab mereka menjadi polisi pada dasarnya untuk melindungi rakyat bukan sebagai pengamanan kekuasaan pemerintah yang menjadi atasannya. Tidak harus mengikuti apa yang dikatakan pemimpin jika anjuran tersebut ternyata salah, kan tidak mungkin mau terjun dari gedung tinggi yang membahayakan nyawanya sendiri sehingga setiap polisi mempunyai kebijakan masing-masing dalam bertindak sebab jika melakukan kesalahan di lapangan maka polisi sendiri juga yang mempertanggungjawabkan perbuatannya sehingga bisa dicopot dari jabatannya.
Hari ini adalah hari Lingkungan Hidup Sedunia tetapi tampaknya masih banyak tindakan-tindakan yang mencerminkan tidak mencintai lingkungan. Seperti rusaknya hutan yang lumayan luas di Riau dan Pekanbaru. Malangnya polisi yang mengusut pembalakan liar itu diberhentikan dari jabatannya sebab ternyata pejabat-pejabat tinggi negara terlibat dalam perusakan hutan di Indonesia. Disinyalir ada aliran dana yang cukup besar ke no rekening menteri kehutanan MS Kaban, maka bukan tidak mungkin dia akan diperiksa sehubungan dengan aliran dana tersebut.
Kondisi seperti ini cukup memprihatinkan bagaimana mungkin seorang menteri yang seharusnya mendorong orang mencintai hutan malah mendukung pembalakan liar. Ternyata di segala lini kehidupan uang menjadi salah satu faktor utama penentu kebijakan, jika uang sudah mengalir dengan deras maka sudah menjadi gelap mata dan nurani. Orang-orang seperti ini harus dibersihkan dari pemerintahan dan tentu saja sulit menangkap orang-orang pintar dan licik seperti ini. Wajah mereka begitu manih seolah memperjuangkan rakyat kecil tetapi dalam hati begitu licik mentertawakan kita.
Tindakan penambangan liar yang cukup merusak alam juga terjadi di pulau Bintan dan sampai kini tindakan tersebut masih tetap dibiarkan. Sampai semuanya hancur dan semua orang mendapat akibat buruk barulah mungkin kita sadar bahwa lingkungan yang baik itu penting. Semua pejabat sepertinya lepas tangan dalam menangani lingkungan, mereka asyik dengan urusan mereka sendiri entah untuk siapa dan mengerjakan apa tetapi ujung-ujungnya tertangkap melakukan tindakan korupsi.
Dari Medan wakil Dinas Pendidikan bunuh diri di penjara dengan menggunakan tali sepatu. Buat apa sih mengakhiri hidup kalau tidak bersalah? Ini namanya berani berbuat tetapi begitu ketahuan seperti kehilangan daya sama sekali dan mengakhiri hidup, betapa gampangnya menyelesaikan masalah, nyata-nyatanya diri sendiri juga tidak berpihak pada empunya sehingga menghukum diri sendiri sebagai akibatnya. Kalau tidak bersalah tidak ada yang bisa membuatnya bersalah.

Tidak ada komentar: